editor [Alawy Ali Imran Muhammad] ; ilustrator [Humaira Liatussoliha]

Join to our blog

Sabtu, 20 Maret 2010

selamat tinggal makkah

@ Malam itu Nabi menuju ke rumah sang sahabat karib, Abu Bakr assiddiq.. Saat seluruh pembesar Quraisy masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Muhammad hilang dari hadapan mereka tanpa mereka tahu kapan beliau keluar dari pintu rumahnya,padahal mereka mengepung ketat.

@ Setiba di kediaman Abu Bakr, Nabi memberitahukan kepadanya bahwa beliau telah diberi izin untuk berhijrah. Sontak Abu Bakr bertanya : "aku temani ya Rasulallah?!". "Iya,kamu yang menemaniku",jawab Nabi. Seketika Abu Bakr menangis sebab rasa gembira dan bahagia yang meluap tak terperi. Sebelum itu,dia telah menyiapkan segalanya jika sewaktu-waktu Nabi mendadak dapat perintah Hijrah.

@ Malam yang kelam itu,keduanya keluar kota Mekkah,namun mengambil jalur selatan (tidak utara,yang mengarah ke madinah). Keduanya pergi diam-diam untuk terlebih dahulu pergi ke gua tsur. Sejenak sebelum keluar kota, Nabi memandang Mekkah,kota kelahirannya,kota yang begitu dicintainya,dengan perasaan pedih. Perkataan Waraqah bin Naufal beberapa belas tahun silam,bahwa kaumnya akan mengeluarkannya dari kota tercinta itu,kini terbukti.

@ tak ada seorang pun yang mengira bahwa keduanya terlebih dahulu memutar ke arah gunung tsur. Sebelumnya, Abu bakr telah memerintah putranya,Abdullah,untuk jadi mata-mata di Mekkah, dan memberi tahukan pada mereka apa saja yang sedang terjadi dalam kota yang sedang bergolak hebat itu. Begitu juga amir bin fuhairah,penggembala kambing Abu Bakr,diperintah untuk menghapus jejak Nabi dan Abu Bakr dengan kambing-kambingnya, sementara sang putri, Asma',diperintah untuk mengirim makanan selama keduanya bersembunyi di gua tsur.

@ perjalanan menuju gua teramat berat,jalanan begitu terjal. Abu bakr jika teringat kejaran,maka dia segara berada di belakang Nabi,dan jika teringat intaian,segera dia berpindah di hadapan Nabi, melindunginya. Keduanya terpaksa berjalan berjinjit jika berada di jalanan berpasir,agar tak meninggalkan jejak, bahkan abu bakr sempat menggendong Nabi,agar hanya yang tampak jejak kaki satu orang. Gunung yang didaki pun begitu terjal dan tinggi.

@ setiba di gua, abu bakr mencegah Nabi untuk masuk terlebih dahulu,dibersihkannya dulu gua itu dari apapun yang tampak bahaya. Setidaknya dia menemukan 3 lobang kecil di gua itu, 2 disumbatnya dg kain, dan yang 1 dengan jari-jarinya,setelah itu baru Nabi masuk. Dan karena teramat lelah,Nabi tertidur di pangkuan abu bakr. Saat yang sama,ternyata liang yang disumbat abu bakr terdapat seekor ular,yang seketika mematuk jarinya. Abu bakr hanya terdiam menahan sakit yang luar biasa,tak sedikitpun dia bergerak,walau tak urung matanya menangis juga,sebab dia tak ingin membuat Nabi terbangun. Tetapi akhirnya Nabi bangun juga saat air mata abu bakr menetes membasahi wajah beliau. kala tahu abu bakr menahan sakit luar biasa sebab patukan ular,Nabi mengobatinya dengan ludah beliau dan seketika sembuh.
Sebuah pengorbanan dan cinta yang luar biasa dari Abu Bakr assidiq... (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar