editor [Alawy Ali Imran Muhammad] ; ilustrator [Humaira Liatussoliha]

Join to our blog

Sabtu, 31 Oktober 2009

Bepergian ke syam ( 1 )

@ Nabi Muhammad melewati hari-harinya kecilnya dengan indah,walaupun beliau merasakan pedihnya kesendirian,apapun pengayoman pamannya,tetaplah dirasakan berbeda. Kerinduan kasih sayang ibu,keingin tahuan merasakan perhatian ayah, adalah hal yang wajar dialami anak yatim. Namun Muhammad kecil melewati masa itu dengan hati tegar,dengan banyak diam dan menyendiri. Kelebat bayang kakeknya pun sering melintas di benaknya. Pada saat yang sama,Muhammad kecil memiliki keramahan yang membuatnya di suka banyak orang,terlebih keluarganya. Senyum di balik kepedihan hidup tak lekang terlukis di wajah tampannya..

@ dan Muhammad kecil,tak pernah pisah dengan pamannya. Begitupun Abu Tholib,tak pernah bisa jauh dengan sang keponakan. Jika Nabi kecil terlambat sedikit saja pulang,beliau seketika galau dan mencarinya ke mana-mana.

USIA 12 (41 S.H/582 M)

@ musim kemarau tiba, seperti biasa,kaum quraisy menyiapkan kafilah dagang ke Syam. Kali ini Abu Tholib yang akan memimpin kafilah dagang itu.

@ menjelang keberangkatan,tak ada yang merisaukan hatinya kecuali sang keponakan, apakah diajak serta,ataukah ditinggal. Nabi Muhammad kecil pun begitu,tak rela sang paman bepergian dan meninggalkannya sendiri. Dan sebelum berangkat, Abu Tholib berpamit pada sang keponakan. Tetapi airmata yang meleleh membasahi wajah sang keponakan,membuatnya merubah keputusan dengan mengajak serta sang keponakan. Perjalanan panjang yang tidak patut dilakukan anak sekecil itu. Namun kasih sayang sang paman dan ketergantungan sang keponakan,mematahkan semua itu. . .

@ akhirnya,pada usia 12 itu,untuk pertama kali Nabi Muhammad melakukan perjalanan jauh dalam hidupnya. Bepergian ke Syam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar