@ Nabi dan para sahabat begitu bersemangat mengajak para penduduk Mekkah untuk memeluk Islam dan meninggalkan sesembahan berhala. Persamaan derajat yang disebarkan oleh ajaran baru ini banyak mendapat simpati terutama dari kalangan orang-orang miskin dan hamba sahaya. Melihat hal ini,kekhawatiran sekaligus rasa benci menyeruak dalam benak para pembesar Quraisy. Belum rasa dengki yang tiba-tiba membusukkan hati mereka melihat Nabi Muhammad yang mereka anggap jauh di bawah umur mereka lambat laun mendapat hati dan tempat di hati rakyat Mekkah.
@ tak tahan juga akhirnya para pembesar itu melihat langkah dakwah Rosulullah. Beramai-ramai mereka mendatangi Abu Tholib,pemimpin tertinggi suku Quraisy sekaligus paman Nabi.
"Keponakanku telah mencela agama nenek moyang kita,mencaci tuhan-tuhan kita. Hentikan dia atau engkau membiarkan urusan ini antar dia dan kami. Sebab engkau juga seperti kita,sama-sama berseberangan pemikiran dengannya". Abu Tholib pun menjawab dengan lembut, membujuk dan menenangkan mereka. Mereka pun pergi meninggalkan Abu Tholib.
@ dan Rosulullah? Terus sebagaimana sebelumnya,gencar menyebarkan islam dan mengajak untuk memeluk agama itu. Hal yang membuat para tokoh Quraisy benar-benar gusar. Mereka sadar Abu tholib tidak melakukan apapun untuk menghentikan keponakannya.
@ beramai-ramai mereka kembali mendatangi Abu Tholib, dan kali ini dengan tekanan dan ancaman yang lebih keras daripada sebelumnya. Abu Tholib pun serba repot, pisah dari kaumnya,berat baginya. Saat yang sama dia tidak rela jika keponakan tersayangnya dihinakan oleh tokoh-tokoh itu.
@ akhirnya Abu Tholib berbicara pada Nabi,memberi tahu perihal kaumnya,dan menasehatinya untuk menurunkan tempo dakwah,atau berhenti sama sekali. Rosul benar-benar terperanjat dengan sikap pamannya yang berubah. Melihat hal itu,beliau mengucapkan kata-kata bersejarah yang menunjukkan kegigihan, keteguhan,serta ketidak takutan beliau..
@ "Pamanku ! Andai mereka menaruh matahari di kananku,dan bulan di kiriku,agar aku meninggalkan misi ini sampai Allah menampakkannya atau aku mati karenanya, aku tidak akan meninggalkanya, sekalipun !" seraya menangis beliau mengucapkan hal itu.
@ melihat air mata sang keponakan,bergegas Abu Tholib merengkuh pundak Rosul, "keponakanku, katakan apapun yang kamu suka. Demi Allah,aku tidak akan menyerahkan dirimu pada siapapun,selamanya". Nabi pun terus berlalu melanjutkan misi dakwahnya.
editor [Alawy Ali Imran Muhammad] ; ilustrator [Humaira Liatussoliha]
Join to our blog
Jumat, 25 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Muqoddimah
Asma Al Husna
About Me
- alawy ali imran muhammad
- nikmat terbesar kedua setelah iman adalah, kegemaran membaca (Habr el-Ummah, Abdillah bin Abbas)
About This Blog
Blog biografi nabi ini khusus mengkaji sejarah perikehidupan Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam, sejak awal kelahiran hingga akhir hayat beliau, agar kita mengenal lebih jauh siapa nabi kita, untuk mempatri dan memperkuat rasa cinta kita sebagai umatnya
Kenali Nabimu, Nabi yang menunjukkan cahaya hidup bagimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar